* SELAMAT DATANG DI SEKAWAN SERVIS ELECTRONIC * SERVIS:TV,COMPUTER,DVC,Ampli fier dll. * Spesialis Kulkas,AC Rumah, AC mobil dan Mesin Cuci. * Alamat: Taraman Sidoharjo Sragen *

SEK4W4N SERVIS ELECTRONIC


Memang pada dasarnya Coaxcial / kabel antena akan Match atau resonansi pada frek kerjanya apabila kabel tersebut mempunyai panjang dari kelipatan 1/2 Lamda dari frekuensi kerjanya, karena jika panjang kabel tersebut tidak sesuai dengan frekuensi kerjanya,maka anda akan mengalami kesulitan dalam usaha Macthing antena anda. Nah di bawah ini merupakan Data Velocity Factor (Vf) Kabel Antena.

KECEPATAN FAKTOR (VF) DARI KABEL COAXIAL SECARA UMUM

CABLE
VF
RG-8
.66
LMR-400
.85
RG-8X
.84
RG-11
.75
RG-58
.66 / 68
LMR-195
.83
RG-59
.82
RG-62
.84
RG-174
.66
RG-213
.66
RG-214
.66
RG-217
.66
RG-218
.66
RG-316
.79
RG-400
.695
LMR-500
.85
LMR-600
.86
1/2 KERAS
.81
7/8 KERAS
.81
LDF semua ver
.88

Untuk Cara menghitung panjang kabel yang di butuhkan pada frekuensi kerja anda, sudah ada pada postingan 3Brothers Study sebelumnya, silahkan di simak dan selamat bereksperiment....

Keunggulan dari Antena 2X5/8 ini mempunyai penguatan yg lumayan besar (lebih 5 db) dan juga mempunyai sudut pancaran yg sangat bagus (yaitu pancaran datar) .
Untuk mengetahui panjang gelombang atau lambda ini, maka dapat kita gunakkan Rumus panjang gelombang sbb:

C/Freq x 0,95

Dimana C adalah Kecepatan Rambat Cahaya diruang hampa = 3.10panggkat 8, atau lebih mudahnya kita tuliskan nilai 300 untuk mempermudah dan menyederhanakan dalam menghitung panjang gelombang, Freq adalah Frequensi kerja yg dimaksud dan nilai 0.95 adalah nilai velocity vaktor dimana kecepatan rambat gelombang elektromagnit tentunya tidak sama pada setiap media, disini dituliskan 0.95 adalah nilai pendekatan cepat rambat pada media logam sebagai pembuat bahan antena..ok..paham rekan ??? Di sini kita ingin membuat antena 2X5/8 pada freq 107.7 mhz, begini penjabaran rumusnya 300/107.7 = 2.785 berarti panjang gelombang yg kita peroleh adalah 2.785  meter, kemudian kita kalikan 2.785 X 0.95 maka kita peroleh nilai 2.646 meter, inilah acuan yg akan kita kalikan 2X5/8, jadi 2.646 X 2X5/8 =3.3077 meter Atau 330.77 cm dan ini merupakan panjang total pecut antenanya. mudah bukan...????? Adapun diwaktu tuning atau seting antena yg sudah jadi sebaiknya jangan terlalu memendekkan atau memanjangkan antena walaupun antena bisa di adjust sampai beberapa cm, harus diingat panjang suatu antena harus tetap mengacu pada rumus, ini sangat penting dan vital, mungkin adjust antena cuma ada teloransi lebih kurang 1,5 cm saja, kalaupun belum didapatkan SWR yg rendah sebaiknya cek bagaian loading coilnya atau di tap ulang sampai mendapatkan SWR minimal.....

Klik Gambar Untuk Menampilkan Tampilan Penuh !

Antena 2X5/8 setelah selesai di buat pada frekuensi 107.7 Mhz Untuk Radio Komunitas Fruits FM

Panjang loading coil seharusnya 1/4 lambda dari frek yg digunakan (P=66.155cm), tapi di sini saya menggunakan berdasarkan Turn yaitu 6 lilit dengan ukuran kawat mail 1.5 mm.

Hasil yang tertera pada SWR menunjukkan sangat bagus, karena jarum Macth tidak bergerak sama sekali.

PERHATIAN :
Untuk memulai macthing antena, sebaiknya pastikan terlebih dahulu mesin pemancarnya, apakah sudah lurus di frekuensi kerjanya apa belum,sebaiknya di cek menggunakkan Dumyload dan SWR per VCOnya, setelah yakin mesin pemancarnya OK, langkah selanjutnya yaitu mengetahui panjang kabel untuk frekuensi kerja pemancar anda.

Selamat Mencoba dan semoga bermanfaat !!!













Televisi SHARP GREAT ALEXANDER 21GXP500





















Label dan IC Program SHARP GREAT ALEXANDER

Keterangan singkat
Merek Televisi SHARP.
Model GREAT ALEXANDER.
Type 21GXP500.
IC Program IXB 226 WJ.

Cara membuka Factory Menu

Cari posisi Jumper dengan kode J 310 dan J 410, pada PCB Televisi.

















Posisi J 310 dan J 410


Kalau sudah ditemukan, hubungkan kedua Jumper tersebut dengan sebuah alat ( Jepitan Aki kecil misalnya ),  dan usahakan jangan sampai terlepas selama penyetelan menu pabrik belum selesai.
















Pen jepit Aki kecil yang menghubungkan Jumper

Untuk menutup Factory Menu, lepaskan penghubung J 310 dan J 410.



Default Setting EPROM

V 00
  CUTOFF/BKGD

V 01
  RF-AGC
35
V 02
  VIF-VCO
31
V 03
  H-VCO
3
V 04
  SUB-CON
110
V 05
  SUB-COL
67
V 06
  SUB-BRIGHT
124
V 07
  SUB-TINT
64
V 08
  SUB-SHP
40
V 09
  SUB–COL-YUV
105
V 10
  SUB-TINT-YUV
63
V 11
  V-SIZE
38
V 12
  V-SHIFT
2
V 13
  H-SHIFT
8
V 14
  SCM-BR
37
V 15
  SCM-BB
36
V 16
  SUB-VOL
60
V 17
  V-SZE60
0
V 18
  V-SHIFT60
-1
V 19
  H-SHIFT60
+3
V 20
  S-TRAP-BG
7
V 21
  S-TRAP-I
7
V 22
  S-TRAP-DK
7
V 23
  S-TRAP-M
7
V 24
  S-TRAP-574
7
V 25
  CUTOFF/BKGD YUV

V 26
  SUB-CON YUV
100
V 27
  SUB-BRIGHT YUV
127
V 28
  VS-CORRECT
32
V 29
  VS-CORRECT OFFSET
0
V 30
  V-LINEARITY
32
V 31
  V-LINEARITY OFFSET
0


Pengaturan
Perlu diingat bahwa unit-to-unit variasi, Dalam parameter yang dapat diatur dengan keyakinan terhadap nilai-nilai tertentu memiliki tanda

Parameter ditandai dengan tanda bintang tunggal mungkin memerlukan pengaturan yang berbeda dari saya. Saya. untuk memperoleh disc display-setup seperti Essentials Digital Video: HD Basics pada Blu-ray atau salah satu DVD pengaturan yang tersedia dan menggunakannya untuk mengatur kontrol sendiri.

Parameter ditandai dengan tanda bintang ganda juga mungkin memerlukan pengaturan yang berbeda dari saya, tetapi harus disesuaikan hanya oleh teknisi yang memenuhi syarat dengan keahlian dan peralatan untuk melakukan pekerjaan dengan benar.

Pengaturan ini mencerminkan hasil terbaik saya menggunakan user-menu kontrol kalibrasi, tapi evaluasi kinerja saya set itu didasarkan pada kalibrasi layanan-menu, yang pengaturan pengguna berada di nilai standar.

Pada remote
AV Mode: Pengguna
Lihat Mode: Dot by Dot
Gambar menu
OPC: Off
Backlight: -15
* Kontras: +28
* Brightness: +1
* Warna: 0
* Tint: 0
Ketajaman: -2
Maju

CMS Hue
R **: 0
Y **: +8
** G: 0
** C: -7
B **: 0
M **: -2
CMS Saturasi
R **: 0
** Y: 0
** G: 0
** C: -30
** B: -30
** M: +10
Warna Temp: Rendah.
R ** Keuntungan: +30
G ** Keuntungan: -10
B ** Keuntungan: -30
Peningkatan baik Gerak: On
Kontras Aktif: Off
I / P Pengaturan: Cepat
Film Mode: On
Kebisingan digital Pengurangan: Tinggi
Monokrom: Off
Rentang OPC: N / A


Power Supply dalam segala hal yang berbau elektronika sangat lah vital, karna tanpa Power Supplya maka perangkat elekronika tidak akan bisa bekerja, yang namanya Power Supply tentu tidak lepas dari Trafo (Transformer). Trafo itu sendiri ada berbagai macam, dilihat dari kegunaannya ada Trafo Step-Up, Trafo Step-Down, diliat dari segi fisiknya ada yang dari inti besi dan ada dari yang dari inti ferite, dll. untuk membuat trafo kita harus mengetahui rumusnya, namun disini saya tidak akan membahas mengenai rumus membuat trafo, melainkan saya akan membagikan pengalaman saya dalam memanfatkan Trafo Switching bekas TV untuk di pergunakan menjadi Power Supply yang bisa dimanfaatkan untuk Power Supply Audio Power OCL dan keperluan lain yang memerlukan Power Supply. Awalnya saya terinpirasi dari sebuah SPK aktive (kalau tidak salah mereknya Polytron) dan saya liat tidak menggunakan trafo besi, melainkan Switching model seperti TV dan Transformernnya juga sebesar Trafo Sewitching TV 21 Inch, dan jenis Power audionya OCL pakai Transistor 4 biji yaitu TIP3055/TIP2955 masing-masing 2 biji, dan speakernya 4 buah masing-masing 8 Inch.  Suara menggelaegar stabil, waktu musik berjalan saya coba ukur tegangan tetap mantap dan stabil. Kalau saya lihat pada SPK aktive model ini yang pakai Trafo besi stidaknya Trafo-nya sekitar 5A lebih mungkin 6-7A. Dibawah ini saya sempatkan jepret sebuah Amplifier yang menggunaka Switching Regulator, ini mirip dengan Rangkaian Power Supply Komputer,
Atas dasar pengalalaman itulah maka muncullah ide untuk memanfatkan Trafo Switching TV dan untuk men-drivernya saya gunakan Switcing Power Supply Modul atau yang lebih dikenal dengan GACUN yang banyak di jual di toko elektronika dengan harga berpariasi skitar Rp. 22.500 sampai Rp. 25.000. Oke, kita lanjut saja. Lihat saja Sekemanya dibawah ini. Ada dua macam skema yang pertama tanpa rangkain Optocoupler dan yang kedua memakai rangkaian Optoupler

Skematik dibawah ini adalah rangakaian Power Supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV namum rangkaian Optocuplernya tidak digunakan, rangkaian ini sudah saya gunakan dan sering saya pasang pada Power Audio OCL, kadang juga saya rangkai untuk mengganti Trafo Besi pada SPK aktive jika Trafonya rusak atau terbakar. Hasilnya sama dengan menggunakan trafo biasa 5A, makanya saya sekarang ga pernah beli Trafo besi. Jika ingin mendapatkan Arus yang besar tentu mempergunakan Trafo Switcing yang besar dan kawat email yang besar atau terdiri dari kawat email kecil yang di gandeng dilillit bareng. Bagi shobat yang ingin mencoba silah kan di ikuti tahap-tahap nya.


Skematik dibawah ini juga rangkaian Power supply dengan memanfaatkan Trafo Switching bekas TV, namun rangkaian ini menggunakan Optocoupler sehingga tegangan lebih mantap dan stabil, tidak mengikuti tegangan input yang naik turun, rankaian ini juga akan protect jika tegangan ouput mengalami short.


Keterangan:
Lilitan Primer adalah 110 lilit dan dibagi jadi dua bagian yaitu:
P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm
P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm

Lilitan Sekunder
S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm
S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm

Cara membuat lilitan
Yang perlu mendapat perhatian dalam melilit ulang adalah lilitan searah jarum jam dan dililit serapi mungkin dan jangan sampai ada yang short. Cara membuat lilitannya adalah sebagai berikut:

Buka koker ferite nya dan lilitan aslinya
Buat lilitan baru, dimulai dengan lilitan Primer, P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm. Solderlah kawat pada tab yang tersedia dan mulailah melilit sampai itungan yang ke 55 kemudian solderlah ujung penghabisan pada tab yang ada. ingat dan tandai ujung awal liltan tadi, karna ujung itulah nanti yang akan disambungkan langsung ke positive 220v - 300v
Dilanjutkan membuat liltan Skunder yang pertama, S1: 24 lilit. Ø kawat email 1mm. Liltan sekunder ini untuk mendapatkan tegangan ganda (24v - CT - 24v). Caranya: solderkan ujung kawat pada tab yang ada kemudian buat lilitan sebanyak 12 lilit kemudian solderlkanlah pada tab yang ada (tab ini adalah untuk CT/Centre Tab). kemudian lanjutkan 12 lilitan lagi. Bisa jugan dengan melilit dua buah kawat bareng 12 lilit kemudian ujung akhir kawat pertama di hubungkan dengan ujung awal kawat kedua pertemuan ini dinamakan CT (centre tab)
Selanjutnya kita buat lilitan skunder yang kedua, S2: 55 lilit. Ø kawat email 0.2mm. Lilitan ini untuk mendapatkan tegangan 110 untuk rangkaian optocoupler jika akan menggunakannya, tapi jika tidak menggunakan rangkaian optocoupler maka lilitan ini ditiadakan saja
Membuat lilitan untuk rangkaian tambahan, misalnya 12v untuk fan, 15-ct-15 untuk tone control, dll. cara melilit sama tapi gunakanlah kawat halus saja karna arus yang dibutuhkan kecil saja, jadi menggunakan kawat 0.2 saja sudah memadai. Jumlah lilitan nya adalah: 12volt liltannya sebanya 6 lilit. dan utuk rangkaian tone control biasanya dilengkapi dengan IC Regulator 7815 dan 7915 maka tegannya kita buat saja 18v-ct-18v. Untuk mendapatkan tegangan 18v-ct-18v langkanya sama dengan langkah no 3 tapi jumlah lilitannya 9 lilit Tab
Setelah dirasa cukup dan selesai membuat lilitan Skunder nya, maka ditutup dengan liltan Primer yang kedua (P2: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm). Caranya: Solderlah ujung kawat yang mau dililit pada tab akhir liltan Primer yang pertama tadi, kemudian buat lilitan dengan rapi sebanyak 55 lilit dan solderlah ujungnya pada tab yan tersedia. tandai dan ingat bahwa ujung ini nantinya  aka disambungkan ke rangkaian Switching Power Supply Modul pada kabel warna merah
Setiap mendapat satu lapis lilitan, jangan lupa di beri isolasi, atau isolasi yang lama bisa di gunakan lagi.

Selesai dah membuat lilitannya... gampang kan...??!!

Nah... setelah diliat rangkaiannya, dan baca keterangannya sederhana saja kan??? cukup dibuat pakai PCB bolong aja bisa. Hanya dibutuhkan ketelitian dan kesabaran juga kehati-hatian.

Nih gambar rangkaian jadinya. Ini saya gunakan Trafo Switching TV 29 merek Cina. Rangakaian Penyerarah bagian outputnya tidak saya gabung, karna ini saya pasang untuk OCL 300watt yang langsung ada rangkaian dioda penyearah dan Elconya.


Dibawah ini adalah gambar Switching Power Supply Module, atau dikalangan teknisi sering disebut GACUN. yang di perlukan untuk Membuat Switching Power Supply  dari bekas Trafo TV


Gambar dibawah ini adalah koker ferite yang sudah saya dibuka dan lilitan aslinya juga udah di buka


Gambar dibawah ini menunjukkan selesai membuat lilitan Primer pertama (P1: 55 lilit. Ø kawat email 0.6mm)


Selesai dah tinggal pasang kembali Ferite nya...



Cara melepas Ferite
Sobat yang berhagian tentu mengalami kesulitan dalam melepas Ferite nya bukan...?? sama saya juga awalnya gitu, tapi setelah saya temukan tip dan triknya mudah sekali melepas Ferite tersebut ga sampai lima menit..Nih tak kasih ilmunya tapi jangan bilang bilang ya... klu ada yang tanya suruh aja kesini... heheh... Gini caranya: rebus air sampai mendidih kemudian masukkan trafo yang mau dilepas Feritenya kedalam air panas menggelegak tersebut, tunggu beberapa saat kira kira 1  menit, kemudaian ambil trafo menggunakan tang penjepit, jangan tunggu sampai dingin, justru masih dalam kadaan panas inilah kita mudah melepas feritenya karna parekatnya meleleh. Gunakan alat bantu tang dan obeng tipis untuk menarik ferit. Semoga berhasil…

Tabel Kawat Email dan Kemampuannya


Semoga bermanfaat

Dari berbagai macam antenna FM homebrew, salah satu yang banyak dipakai teman - teman homebrewer adalah antena dipole 1/2 lamda. Namun sering kita lihat, dipole mereka langsung di"feed" dengan kabel transmisi. secara teoritis dipole sederhana 1/2 lamda mempunyai impedansi input sekitar 72 Ohm, cocok dengan kabel transmisi 75 Ohm.

Tapi perlu diingat bahwa dipole dasar, kalau dilihat konstruksinya bersifat balanced/seimbang, sedangkan kabel kita ( coaxial ) adalah UNbalanced. idealnya perlu BALUN (dari balans ke TAK balans). Dengan perbandingan 1 : 1.

Dengan tambahan Gamma Match pada dipole, kita bisa men"feed" antena kita dengan kabel 50 Ohm langsung, misalnya RG-08 . Dan bisa di"adjust" agar impedansi input mendekati 50 Ohm UNbalanced.

Dengan cara menggeser-geser gamma rod ( shorter bar ) sehingga didapatkan SWR terendah.

Dari gambar teoritis terlihat Capasitor variabel yang diseri dengan Gamma rod, dalam praktek untuk capasitor agar praktis, kuat dan tentu saja tahan air. digantikan dengan inner konduktor kabel coax RG-8 + dielektikumnya yang dimasukkan ke dalanm pipa aluminium 3/8" sebagai gamma rodnya.

Potong Kabel RG-8 sekitar 21 Cm, buang ground shield + jacketnya, tinggal inner konduktor + dielektrikum.

Masukkan inner + dielektrikum tadi ke aluminium 3/8 ", kupas ujung konduktor sekitar 1 cm gar bisa disolder.
Rasanya lebih jelas bila langsung dlilihat konstuksinya.

Rangkaian ini berfungsi untuk mengetahui frekuensi kerja sebuah sumber sinyal gelombang elektromagnetik. Berikut ini saya share skema frekuensi counter yang biasa digunakan untuk mengetahui frekuensi kerja gelombang pada radio AM dan FM. Skemanya sangat sederhana dan dibangun menggunakan komponen-komponen yang mudah diperoleh di pasaran. Berikut ini penampakannya :


Tingkat pertama dari skema rangkaian frequency counter di atas dibangun menggunakan IC Pre Scaller LB3500 dan hanya bekerja saat mode FM dengan membagi 8 frekuensi masukan. Untuk mode AM, frekuensi masukan langsung masuk ke IC Utama Frequency Counter LC7265 tanpa melalui rangkaian Pre Scaller.

Pemilihan mode masukan FM/AM dapat dipilih melalui pin 20 IC LC7265 dengan cara memberikan tegangan +5 Vdc untuk mode FM dan 0 Volt untuk AM. LED display dibangun menggunakan 5 buah Seven-Segmen yang semuanya

Alat ukur dasar atau wajib yang sangat diperlukan oleh para teknisi yang bekerja pada Radio Frequency adalah SWR Meter atau kadang ada yang menyebut dengan lengkap VSWR Meter.

Sebelum membicarakan cara membuat SWR/VSWR meter ini, supaya kita sedikit memiliki bekal knowledge tentang SWR/VSWR dalam dunia per-radio-an ini akan disinggung tentang SWR/VSWR.

SWR atau lebih lengkapnya VSWR adalah singkatan dari Voltage Standing Wave Ratio, atau kalau diterjemahkan secara bebas adalah, Perbandingan Tegangan Gelombang Berdiri. Mungkin kata “berdiri” di sini akan menimbulkan kesan atau pertanyaan tersendiri.

Gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh sebuah transmitter RF yang dilalukan sebuah transmisi line (misal: cable coax, feeder, dll) tidak lagi memiliki bentuk sebagai sinyal sinusoidal yang sempurna, namun mirip dengan sinyal sinusoidal yang telah disearahkan oleh sebuah diode rectifier, dimana porsi negatif dari sinyal sinusoidal dibalik menjadi positif semua, makanya kesan pertama yang bisa dilihat oleh para researcher saat itu adalah berdiri atau “Standing Wave”.

Sifat dari gelombang elektromagnetik ini adalah dapat terpantul (reflected) bila menemui impedansi yang tidak sama (matched) dengan impedansi saluran transmisi yang dilaluinya. Sesuai dengan kaidah “Setengah Daya Maksimum”, dimana daya di beban akan maksimum pada saat impedansinya sesuai dengan impedansi saluran transmisi. Atau dengan kata lain, tidak ada gelombang terpantul yang kembali ke saluran transmisi, yang mengakibatkan transceiver menjadi saturasi atau efeknya transistor final akan mati atau rusak.

Pada kondisi impedansi antenna dan impedansi saluran transmisi tidak sesuai (matched), biasanya ditunjukkan dengan VSWR > 1, maka beberapa efek berikut akan dirasakan:

Daya RF yang sampai di antenna tidak maximum, sehingga pancaran tidak akan jau
Bercampurnya gelombang maju (forward) dan gelombang pantul (reflected) kemungkinan akan mempengaruhi kualitas suara pancaran, mungkin saja terdengar parau atau tidak bulat.
Nilai VSWR yang terlalu tinggi (VSWR > 2), akan membuat RF Linear Amplifier mengalami saturasi, yang biasanya terasa “over heating” dan bila dibiarkan terus-terusan akan membuat rusak komponen di Final.

Dalam notasi matematis, VSWR atau SWR tidak memiliki dimensi karena merupakan perbandingan 2 buah variable yang berdimensi sama (voltage). Dengan rumus sebagai berikut:

SWR = [1 + Rc] / [1 - Rc]

Dimana:

RC = | [ZL - Zo] / [ZL + Zo] |
ZL = impedansi input antenna (beban)
Zo = impedansi saluran transmisi (coax, feeder, dll)
Bila ZL atau Zo merupakan bilangan imajiner atau khayal, maka ZL atau Zo ini merupakan magnitudo dari bilangan tersebut.

Kita ambil contoh:

Contoh 1: Zo (Transmittion Line) = 50 Ohm, ZL (Antenna) = 50 Ohm

Maka, RC = [50-50]/[50+50]=0, maka SWR=[1+0]/[1-0]=1 (kondisi ini disebut matched)

Contoh 2: Zo = 50 Ohm, ZL = 100 Ohm, maka SWR = 2

Contoh 3: Zo = 50 Ohm, ZL = 25 Ohm, maka SWR = 2

Sebuah antenna dipole 1/4 lambda (masing-masing sayap panjangnya 1/4 lambda, total kedua sayap 1/2 lambda) memiliki impedansi input yang hampir murni dengan nilai mendekati 50 Ohm, makanya antenna ini akan memberikan pembacaan VSWR atau SWR mendekati 1 (matched).

berikut ini jenis swr yg ada dipasaran
1.madol swr


cara menggunakanya untuk proses pengetriman
1.hubungkan outpout swr ke dummyload 50ohm
2.hubungkan input swr ke boster atau pemancar yg di mau ditrim
3.perahatikan pososisi salkar misal kita buat pemancar pakek 1971 yg keluarnya kira2 5watt posisi saklar kiri pada level 12watt dan yg kanan pada swr posisi potensio di posisi 0.





Sebelum kita bisa memperkirakan ( menghitung ) seberapa jauh coverage area sebuah repeater, maka berapa total ( hasil akhir ) penguatan dan EIRP ( Effective Isotropic Radiated Power ) yg dihasilkan dari sebuah antenna beserta rangkaiannya sangatlah diperlukan terlebih dulu.

Memperkirakan seberapa jauh coverage sebuah repeater sangat diperlukan untuk tujuan kordinasi ( agar tidak terjadi saling ganggu atau tumpang tindih antar 2 atau lebih repeater , mengatur / membagi penempatan dsb ). Kegunaan lainnya adalah agar bisa dilakukan pengawasan ( monitoring ) secara periodik.
Menghitung EIRP bukanlah hal yang sulit karena bisa dilakukan secara langsung hanya dengan cara mengalikan PEP output dari pemancar dengan penguatan ( gain ) dan seluruh rugi2 ( losses ) yang terjadi / ada dalam rangkaian antenna. Terbaik / termudah adalah menggunakan satuan dB ( decibel ) sehingga sebagian besar perhitungan menjadi makin sederhana karena tinggal melakukan penjumlahan dan pengurangan saja , dan barulah kemudian dikonversi sesuai dengan factor perkaliannya.

Berikut ini adalah sebuah contoh urutan menghitung :

Feed-line loss _____ dB
Duplexer loss _____ dB
Isolator loss _____ dB
Cross-band coupler loss _____ dB
Cavity filter loss _____ dB
_____________
Jumlah Rugi2 ( Total losses ) (L) _____ dB

G (dB) = antenna gain (dBi) – L

dimana G = gain dari antenna. ( Jika gain antenna dinyatakan dalam dBd, tambahkan 2.14 dB ke nilai dBi yang ada.)

M = 10G/10

dimana M = factor perkalian

EIRP dalam watt = Output pemancar (PEP) M
CONTOH

Sebuah pemancar repeater memiliki power output 50 W PEP (FM transmitter 50 watt ). Total losses dari panjang coax yang dipakai ( tergantung jenis & panjangnya ) misalnya sebesar 1.8 dB.
Rugi2 duplexer misalnya 1.5 dB, dan circulator pada transmitter port memiliki losses 0.3 dB. Tidak ada cavity filter atau cross-band coupler yang terpasang pada system. Gain dari Antenna yang digunakan 5.6 dBi.

Kita hitung :
Feed line loss 1.8 dB
Duplexer loss 1.5 dB
Isolator loss 0.3 dB
Cross-band coupler loss 0 dB
Cavity filter loss 0 dB
_____________
Jumlah losses (L) 3.6 dB

Total Penguatan dari keseluruhan sistem antenna dalam dB = Gain antenna dikurangi rugi2 , jadi G = (dBi) – L
G = 5.6 dBi – 3.6 dB = 2 dB

Faktor Perkalian ( Multiplying Factor ) = M = 10G/10
M = 102/10 = 1.585

EIRP pemancar dalam watt = transmitter output (PEP) M
EIRP = 50 W 1.585 = 79.25 W

PENTING :
Didalam praktek sering ditemukan adanya rangkaian system antenna yang sangat tidak effisien. Bila total rugi2 yang ada sangat besar ( tanpa disadari pemiliknya ) , maka hasil hitungan ( G ) nilainya BISA NEGATIF ( alias factor perkaliannya menjadi kurang dari 1 ).

Ketika situasi semacam ini yang terjadi maka antenna kita akan memancarkan EIRP yang lebih rendah ( kecil ) daripada Output Power Pemancar.

Losses Penangkal Petir ( Lightning Arrester / Arrestor ) juga harus dimasukkan dalam hitungan.

Cara penghitungan diatas adalah cara umum ( General ) , artinya prosedurnya bisa dipakai untuk menghitung pada berbagai macam antenna. Jadi kalau diatas contoh yang diberikan adalah sebuah antenna Repeater , maka itu hanya sebuah contoh saja.

Mungkin yang bisa sangat berbeda beda pada setiap kasus ( = masing2 sistem antenna ) dan perlu dicermati adalah jumlah total dari Rugi2 "Insertion Loss" yang AKAN SANGAT TERGANTUNG dari alat apa saja yg terpasang / dipakai antara Pemancar dengan antenna , misalnya kalau pakai SWR meter ya losses SWR meternya dihitung , kalau pakai Tuner / Coupler ya nilai Tunernya ikut dihitung.

Demikian juga ada berapa macam dan berapa jumlahnya connector , sambungan connector , sambungan T , antenna switch dsb. yang terpasang. Itupun insertion loss nya masing2 ( dalam dB ) bukanlah sebuah angka yang fixed melainkan besarnya tergantung dari frekuensi ( sebuah connector yg sama akan memiliki losses yg lebih tinggi ketika digunakan di UHF dibanding jika digunakan di VHF



Skema BLF578 yang barkualitas dan udah teruji kemampuan daya pancaran


mengapa Anda harus! menjadi anggota .
Sebuah probe RF adalah sirkuit untuk peralatan pengujian yang mengubah sinyal frekuensi tinggi menjadi tegangan DC. Dengan cara ini sangat mudah untuk mengukur tegangan RF baik untuk pengujian atau penyesuaian dari pemancar, penerima, modulator.

RF Probe Circuit Diagram



Rangkaian RF Probe dijelaskan di sini adalah cocok untuk sinyal dengan rentang frekuensi dari sekitar 100 kHz sampai 1000 MHz. Meskipun diode digunakan di sini dapat, pada prinsipnya, naik ke 3 GHz, impedansi dari koneksi tanah buruk akan mempengaruhi pengukuran pada frekuensi sangat tinggi. Juga, harap diingat untuk menggunakan penyelidikan ini hanya pada daya RF rendah.

RF Probe Komponen daftar

1 diode 1SS99
1 x 100P kapasitor keramik
1 x 10N kapasitor keramik
1 x 47K resistensi
1 kecil x VU meter



T2 dan T3 bekerja sebagai tahap penyangga, T2 sebagai penguat tegangan dan T3 sebagai amp saat ini. Tahap penyangga sangat penting bagi stabilisasi freq karena merupakan sirkuit tampon antara osilator dan amplifier preamp dan final. Hal ini juga diketahui bahwa desain pemancar miskin cenderung untuk memodifikasi freq. saat Anda mengatur tahap akhir. Dengan tahap ini, T2 T3 ini tidak akan terjadi lagi!

T4 adalah preamplifier untuk pemancar fm dan digunakan sebagai penguat rf listrik tegangan dan akan memberikan daya yang cukup untuk transistor T5 akhir. Seperti yang Anda lihat T4 memiliki pemangkas kapasitor di kolektor, ini digunakan untuk membuat sirkuit resonansi yang akan memaksa T4 untuk memperkuat lebih baik dan menyingkirkan orang-orang yang tidak diinginkan harmonik. L2 dan L3 kumparan harus berada pada 90 derajat sudut satu ke yang lain, ini adalah untuk menghindari frekuensi dan kopling parasit.

Tahap akhir dari pemancar rf jarak jauh yang dilengkapi dengan transistor daya rf yang memiliki setidaknya 1 watt daya output. Menggunakan transistor 2N3866 seperti, 2N4427, 2N3553, BLX65, KT920A, 2N3375, BLY81, 2SC1970 atau 2SC1971 jika Anda ingin memiliki pemancar fm pro dengan kekuatan yang cukup untuk menutupi area jarak jauh. Jika Anda menggunakan 2N2219 Anda akan mendapatkan tidak lebih dari 400mW. Gunakan heatsink yang baik untuk transistor T5 karena mendapat sedikit panas. Gunakan minimal catu daya yang baik 12V/1Amp stabil.

Jangkauan pemancar fm Panjang sirkuit diagram




klik pada gambar skematik untuk tampilan yang lebih besar

T1 = T2 = T3 = T4 = BF199
T5 = 2N3866, 2N4427 atau 2SC1970 untuk 1Watt, / 2SC1971 BLX65, BLY81, KT920A atau 2N3553 untuk 1,5 untuk daya 2W.
L1 = 5 putaran / tembaga 0.6mm / 4mm perak
L2 = 6 putaran / 0.8mm / 6mm dienamel tembaga
L3 = 3 putaran / 1mm / tembaga perak 7mm
L4 = 6 putaran / 1mm / tembaga dienamel 6mm
L5 = 4 putaran / 1mm / tembaga perak 7mm

Gunakan tembaga perak untuk L3 dan L5 jika Anda ingin mendapatkan karakteristik yang lebih baik.

Penyesuaian dari pemancar jarak jauh

Mulailah dengan konstruksi tahap osilator, solder kawat kecil untuk kapasitor 10pF T1 keluar dan mendengarkan penerima fm , memangkas sampai pot 10k Anda bisa "mendengar" suara kosong atau Anda Anda pasang di sumber audio Anda dapat mendengar musik. Dengan kawat 70cm Anda dapat menutupi 2 - 3 area meter hanya dengan tahap osilator.

Kemudian terus membangun sisa dari pemancar rf, gunakan perisai yang tepat seperti yang ditunjukkan dalam skema sirkuit. Ketika Anda selesai pembangunan pemancar menghubungkan antena atau lebih baik 50 atau 75 Ω beban resistif dan menggunakan pemeriksaan rf , Anda dapat menggunakan 1N4148 dioda bukan dioda probe.

Sesuaikan lagi panci 10k ke freq yang diinginkan. dan kemudian pergi ke tahap T4 dan memangkas pemangkas kolektor pertama untuk indikasi tegangan maksimum pada multimeter. Kemudian lanjutkan dengan pemangkas berikutnya dan seterusnya. Kemudian kembali ke pemangkas pertama dan menyesuaikan lagi sampai Anda mendapatkan tegangan tertinggi pada multimeter. Untuk 1 watt daya rf Anda dapat mengukur Tegangan 12 sampai 16. Rumusnya adalah P (dalam watt) adalah sama dengan U 2 / Z, dimana Z adalah 150 untuk 75Ω resistor atau 100 untuk resistor 50Ω, tetapi Anda harus ingat bahwa kekuatan rf sebenarnya adalah rendah.

Setelah penyesuaian tersebut, jika semuanya berjalan dengan baik menghubungkan antena, terus menggunakan probe rf, menyesuaikan lagi semua pemangkas mulai dari T3. Pastikan Anda tidak memiliki harmonik, periksa TV dan set radio untuk melihat apakah ada gangguan pada band. Periksa ini di ruangan lain, jauh dari pemancar fm atau antena.

Itu semua orang  ... Ini adalah desain saya untuk transmiter jangka panjang dan bekerja dengan baik. Saya menggunakan 2SC1971 yang memiliki gain 12dB listrik di 88 ... 108 MHz band, ini adalah sekitar 15 kali amplifikasi rf. Sebagai T4 memberikan sekitar 80 sampai 100 mW daya rf tahap akhir memiliki daya yang cukup untuk memberikan antara 1 sampai 2W tergantung penggunaan transistor.

TV Toshiba 29" ganti mesin china hasilnya lebar gambar arah horisontal kurang 5cm kanan-kiri. Langkah pindah tep FBT sudah mentok tp masih kurang lebar, padahal def yoke horisontal sdh dirubah menjadi hubungan seri. Pilih tep yang hasilnya paling lebar kemudian putus kabelnya dan tambahkan lilitan pada ferit FBT kemudian kabel yang diputus tadi disambung ke lilitan. Tambah jumlah lilitan jika gambar masih kurang lebar, dan kurangi lilitan jika gambar terlalu lebar.








Semoga manfaat